Kamis, 24 Mei 2012

RESENSI FILM CONFUCIUS


RESENSI FILM :

Kong Qiu atau Confusius, dibesarkan di Kerajaan Lu. Ia menikah dengan seorang wanita yang bernama Qiguan atau Jian Guan , dan dianugerahi oleh dua orang putra. Yaitu Li dan Gong Ye Chang. Ia memang orang biasa, namun ia sangat berpotensi sebagai guru, sehingga ia memiliki banyak murid. Selain itu, ia juga seorang yang sangat bijak dan memiliki prinsip yang kuat dalam pemerintahan.
Suatu ketika, ia diminta oleh Ji Sinsu untuk menjabat sebagai Menteri Hukum di kerajaan Lu, karena Ji Yiru telah meninggal dan Ji Sunsi juga melihat adanya kemajuan yang pesat ketika Kong Qiu menjabat sebagai Menteri di Zhongdou, sehingga ia diberi kepercayaan itu. Pada masa itu, kerajaan Lu diserahkan kepada tiga klan aristokrat yang dikenal sebagai tiga kerajaan mulia, yaitu Jishi, Sushi dan Mengshi.
Namun, ketika ia menjabat sebagai Menteri Hukum, ia memiliki banyak musuh. Banyak orang yang ingin menyingkirkannya. Musuhnya yang terbesar adalah keluarga Ji. Sejak Kong Qiu menjabat sebagai menteri di kerajaan Lu, semakin banyak kerajaan yang khawatir akan semakin bertambah kuatnya kerajaan Lu dan mengancam kekuasaan mereka. Diantaranya adalah kerajaan Qi. Akhirnya, raja Qi merencanakan sesuatu untuk mengadakan aliansi dan bermaksud untuk menjebak kerajaan Lu, dengan cara merayakan atas diangkatnya Kong Qiu sebagai menteri.
Namun, usaha kerajaan Qi gagal. Sebab, Kong Qiu mengetahui apa rencana kerajaan Qi terhadap kerajaan Lu. Akhirnya, Kong Qiu menyusun strategi untuk menghadapi kerajaan Qi. Akhirnya, ia dan raja Lu lolos dari penyanderaan yang dilakukan oleh raja Qi.
Karena kecakapannya dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan militer, pada tahun 498 SM, ia diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri yang hanya mengurusi segala apa yang terjadi di dalam kekuasaan kerajaan, seperti pembangunan Wuzi untuk mencegah banjir.
Karena ia ingin memajukan kerajaan Lu, ia memohon permintaan untuk meruntuhkan tembok-tembok penghalang tiga keluarga bangsawan kerajaan. Walaupun, itu sangat membahayakan dirinya. Namun, ia berpegang teguh dengan ucapan gurunya, ZiChan: “Letakkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi.” Setelah disetujui oleh para menteri, akhirnya peruntuhan tembok pun dilakukan. Di saat yang bersamaan, Jenderal Gong Shan memanfaatkan untuk menyerbu Qufu, daerah kekuasaan kerajaan Lu. Di saat peruntuhan tembok itu hampir selesai, namun raja Lu menghentikannya. Karena raja Lu khawatir dengan penyerangan yang akan dilakukan oleh raja Qi, Li Chu. Li Chu mengundang raja Lu untuk membuat aliansi di Kota Chengyi. Li Chu sudah mempersiapkan 30.000 pasukan. Akhirnya, raja Lu menghentikan penghancuran tembok itu dan memecat Kong Qiu.
Kong Qiu merasa sangat sedih saat menerima kiriman batu giok terpisah dari kerajaan Lu, sebab itu berarti harus ada perpisahan. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi dari kerajaan Lu dan mengasingkan diri, serta mengembara dari negara ke negara bersama dengan muridnya. Akhirnya, sampailah ia di DiQiu, di kerajaan Wei. Disana ia dimintai pendapat oleh raja Wei mengenai apa yang harus dilakukannya untuk dapat mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Karena ia tahu apa yang akan terjadi di kerajaan Wei, akhirnya ia meninggalkan kerajaan Wei dan berpindah ke kerajaan Song. Tidak berapa lama kemudian, ia diusir oleh pangeran Huan untuk meninggalkan kerajaan Song.
Pada tahun 484 SM, kerajaan Qi menyerbu kerajaan Lu. Raja Lu sangat menyesal terhadap keputusannya dahulu. Karena khawatir, Kong Qiu mengutus muridnya, Ran Qiu dan Zilu untuk menghadapi peperangan ini dan akhirnya berhasil.  Tak lama kemudian, Raja Lu mengutus rakyatnya untuk mencari Kong Qiu dan memintanya untuk kembali ke kerajaan Lu. Akhurnya, Kong Qiu menyetujuinya namun dengan satu syarat, ia tidak ingin disibukkan dalam urusan politik, ia hanya ingin mengajar.
Di akhir sisa-sisa hidupnya, ia menulis banyak buku. Di akhir cerita, Confusius meninggal pada usia 79 tahun dan sebelum meninggal, ia berpesan bahwa “Jika dunia akan mengenalku, maka melalui buku ini. Dan jika dunia membenciku, pasti juga karena buku ini”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar