Kamis, 24 Mei 2012

AJARAN KONGHUCU


RESUME TAOISME MATERI 9
ANIS DHAMAYANTI
NIM : 1110032100009
AJARAN KONGHUCU TENTANG TUHAN, KEIMANAN, DAN KEHIDUPAN SETELAH MATI


  1. Ajaran Tentang Tuhan

Agama kongfutzu atau Konghucu, dikaitkan dengan nama pendiri agama ini yaitu Kung Fu Tze (551-479 SM). Ajaran Kung Fu Tze ini bukanlah suatu agama, namun hanyalah ajaran tentang nilai-nilai (etika) saja. Tetapi, sistem ajaran Kung Fu Tze ini mengenal pengakuan terhadap kodrat Maha Agung, serta mempercayai pemujaan terhadap arwah Nenek Moyang, dan juga mengajarkan tata tertib kebaktian, yang dengan landasan inilah seiring berkembangnya zaman ajaran Kung Fu Tze termasuk ke dalam ajaran keagamaan.
Dalam agama Konghucu, istilah Tuhan disebut dengan Thian atau Shang Ti. Dari beberapa kutipan kitab-kitab dapat disimpulkan bahwa Konghucu tidak hanya berbicara mengenai moral atau etika semata, namun juga berbicara mengenai Tuhan Yang Maha Esa. Thian adalah sumber dari segala yang ada di dunia ini. Konsep yang digambarkan dalam kitab-kitab tersebut adalah yang bersifat roh.
Agama Konghucu adalah agama monoteis, percaya terhadap satu Tuhan (Thian) atau Shang Ti. Selain Thian atau Shang Ti, ada kata lain yang berkaitan dengan agama Konghucu, yaitu Thian Li dan Thian Ming. Thian Li adalah hukum-hukum dan peraturan yang bersumber dari Thian, sedangkan Thian Ming adalah sesuatu yang telah terjadi.
Pengertian dari Thian Li dan Thian Ming ini tidak jauh berbeda artinya, Thian Ming lebih mengarahkan kepada perbuatan yang dilakukan kepada manusia sesuai dengan amanat atau perintah dari Thian. Thian Li juga bersifat perintah, tetapi masih bersifat umum, dan bersifat anjuran yang sudah dilakukan manusi, dalam hal ini ada yang berhasil manjalankan peritah ini namun ada juga yang tidak.  Dalam arti tidak menjalanka perintah, yaitu tidak menjalankan amanat  yang berasal dari Thian tersebut. 

2. Ajaran Tentang Keimanan

Menurut Hs. Thjie Tjay Ing, ajaran keimanan Konghucu diadopsi dari kata “Sing” yang artinya sempurna kata, batin dan tindakan, yang merupakan bentuk dari rangkaian kata “Gan” yang berarti berbicara, sabda, kalam dan “Sing” yang berarti sempurna atau jadi.
Keimanan umat Konghucu tidak lepas dari kitab suci agama itu sendiri yang diyakini oleh ditulis oleh Konfusius sendiri, yaitu:
  1. Shu Ching, yaitu buku mengenai sejarah. Aslinya mengandung 100 dokumen sejarah-sejarah dinasti-dinasti kuno Cina dan mencakup suatu periode yang dimulai dari abad ke-24 SM sampai dengan abad ke-8 SM.
  2. Shing Ching, yaitu buku tentang puisi. Berisi kumpulan sajak-sajak yang populer yang ditulis 500 tahun pertama Dinasti Chan.
  3. Yi Ching, yaitu buku tentang perubahan. Buku ini mengemukakan sistem yang sangat fantastis menyangkut filsafat dan menjelaskan mengenai prinsip Yin dan Yang.
  4. Li Chi, yaitu buku tentang upacara-upacara. Konfusius menyetujui beberapa upacara tradisional yang bertujuan untuk mendisiplinkan rakyat dan membawa keagungan, dan kesopanan dalam tingkah laku mereka.
  5. Yeo, yaitu buku tentang musik.
  6. Chu’un Chi’I, yaitu sejarah musim semi dan musim rontok, yaitu catatan kronologis tentang peristiwa-peristiwa di negeri Lu mulai tahun pertama pemerintahan Yiu yaitu pada tahun 722 SM sampai tahun ke-14 dari pemerintahan Pangeran Ai, yaitu tahun 481 SM.


Dalam agama Konghucu, terdapat pengakuan Iman, diantranya ada delapan Pengakuan Iman, yaitu:
  1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Thian).
  2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
  3. Sepenuh Iman menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
  4. Sepenuh Iman Percaya Adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
  5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
  6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
  7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Suci Si dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
  8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao

    3. Ajaran Tentang Hidup Setelah Mati

Dalam agama Konghucu, ajaran hidup setelah mati direfleksikan melalui pemujaan arwah nenek moyang yang merupakan tradisi bangsa Tionghoa sejak masa sebelum Kung Fu Tze. Tradisi tersebut dikukuhkan oleh Kung Fu Tze, karena dipandangnya sebagai sumber azasi baik nilai-nilai lainnya.
Karakteristik umum dalam agama Konghucu adalah penyembahan leluhur. Mereka percaya bahwa kelanjutan kehidupan roh-roh leluhurnya tergantung dari perhatian yang diberikan oleh para kerabatnya yang masih hidup. Mereka juga meyakini bahwa para roh-roh tersebut dapat mengendalikan peruntungan keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar