Kamis, 24 Mei 2012

SEJARAH AGAMA TAO


Taoisme atau sering dikenal dengan Daoisme, yang diprakarsai oleh Lao Tze yang hidup pada 604-517 SM atau abad ke-6 SM.Taoisme adalah sebuah aliran filsafat yang berasal dari Cina. Taoisme sudah berumur ribuan tahun, dan akar-akar pemikirannya telah ada sebelum masa Konfusiusme. Hal ini dapat disebut sebagai tahap awal dari Taoisme. Bentuk Taoisme yang lebih sistematis dan berupa aliran filsafat muncul kira-kira 3 abad SM. Selain aliran filsafat, Taoisme juga muncul dalam bentuk agama rakyat, yang mulai berkembang 2 abad setelah perkembangan filsafat Taoisme.




Pengertian Dao 


Tao adalah sumber segala sesuatu. Ia tak bernama, tak dapat dilihat, dan tidak dapat dipahami. Ia tak terbatas dan tidak dapat habis atau musnah.
Menurut bahasa, Tao adalah “jalan”, “cara”, atau “akal”. Bahkan, ada juga yang mengartikannya sebagai “kata-kata suci”. Namun secara umum terdapat tiga arti untuk memahami arti Tao atau “jalan” ini, yaitu sebagai berikut:

1. Tao diartikan sebagai jalan dari kenyataan terakhir. Tao merupakan sesuatu yang berada di luar jangkauan manusia yang tidak dapat diraih. Tao adalah sesuatu yang menjadi dasar bagi semua yang ada dan melebihinya, baik itu dari segi pemikiran atau penglihatan. Tao dalam arti pertama ini hanya dapat dirasakan melalui kesadaran mistik, bukan melalui kata-kata semata.

2. Tao diartikan sebagai jalan alam semesta.
Tao disini berfungsi sebagai kaidah, irama, dan kekuatan dari semua yang ada. Berbeda dengan pengertian Tao diatas, yang hanya bisa dirasakan melalui mistik. Tao disini dapat diartikan sebagai sesuatu yang bisa melakukan penyerupaan. Tao bersifat sangat bermurah hati terhadap alam dan juga kepada manusia.

3. Tao diartikan sebagai suatu petunjuk atau cara manusia dalam menata hidupnya.
Tao disini memiliki fungsi sebagai jalan yang ditujukan bagi manusia agar dapat selaras dengan alam manusia.



Kosmologi Cina :


Berdasarkan kosmologi orang China yang juga mengacu pada ajaran Tao yang dipelopori oleh Lao Tze (lahir 604 SM) dan dikembangkan lebih lanjut oleh konfusius (551-497 SM), bahwa ketidakteraturan (dapat berupa sakit) dalam diri manusia tidak semata-mata disebabkan oleh gangguan dari roh-roh jahat yang ada di luar diri manusia, tapi juga ada yang disebabkan oleh ketidak seimbangan antara unsure Im atau yin (bumi, buruk, gelap) dan yang (langit, baik, terang) yang terdapat dalam diri manusia. Keduanya harus diseimbangkan, sehingga seseorang bisa menjadi teratur dan sembuh dari penyakitnya. Pemujaan dan pemberian makan kepada leluhur adalah salah satu usaha untuk menyeimbangkan pengaruh baik dan pengaruh buruk tersebut. Disamping usaha-usaha lain yang dilakukan oleh dukun.
Melalui perantara dewa-dewa, roh-roh leluhur dan roh orang setempat, seseorang juga dapat memberikan pertolongan pada orang lain seperti halnya loya atau dukun. Loya adalah manusia biasa, oleh karena itu, dia tidak dapat menolong orang lain tanpa bantuan dari roh-roh dan dewa-dewa. Melalui kesurupan, roh-roh itu dipanggil untuk masuk dalam dirinya, maka seorang loya menjadi kuat dan dapat memberikan bantuan atau pertolongan pada orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar